Dari sudut pandang lessee, keputusan untuk membeli dengan
dana dari hutang atauleasing suatu aktiva diambil setelah melakukan analisa
sebagai berikut :
Langkah 1 :
Menghitung NPV (Net Present Value) aktiva.
NPV dihitung dengan mempresent-valuekan seluruh arus kas masuk kemudian diselisihkan dengan present
value arus kas keluar. Pada perhitungan NPV, kita gunakan biaya modal sebagai tingkat diskonto.
n
NPV = ∑ ( CIFt / (1+k)t ) – COF
t=1
Dimana : CIFt = Cash Inflow pada waktu t yang
dihasilkan proyek
K = Biaya Modal
COF
= Initial Cash Outflow ( diasumsikan terjadi sekarang )
N = Usia Proyek
Langkah 2 : Menghitung NAL
(Net Advantage to Leasing).
NAL adalah penghematan biaya yang timbulkarena kita memilih
alternative leasing daripada membeli active tersebut.
n
NPV = ∑ (( Ot (1-T) – Rt (1-t) – T*Dt ) / (1 + Rb) t ) – ( Vn (1-T) / (1 + Rb) n ) + COF
t=1
Dimana :
Ot =
Operating Cash Outflow pada waktu yang terjadi hanya jika aktiva dibeli (tidak
leasing). Biasanya terdiri dari Biaya Perawatan dan Asuransi yang pada kontrak
lease akan dibayarkan oleh lessor.
Rt =
Leasing payment tahunan pada waktu t.
T =
Tingkat pajak pada penghasilan perusahaan.
Dt =
Biaya depresiasi aktiva pada waktu t.
Vn =
Nilai sisa setelah pajak (Salvage Value After Tax) pada waktu n.
COF =
Harga pembelian aktiva, yang tidak dibayar lesse jika ia mengeluarkan leasing
Rb =
Biaya hutang setelah pajak.
Rb = kd ( 1-T ) kd
= biaya hutang sebelum pajak.
Langkah 3 : Membuat keputusan.
Dimana :
- Jika NPV > 0 dan NAL > 0, maka Aktiva dapat diperoleh melalui LEASING.
- Jika NPV > 0, namun NAL < 0, maka Aktiva dapat diperoleh dengan cara MEMBELI.
- Jika NPV < 0 dan NAL > 0, jangan dulu menolak aktiva tersebut sebab akan timbul :
o
NPV
+ NAL > 0
, maka aktiva dapat diterima tapi harus diperoleh dengan cara LEASING.
o
NPV
+ NAL < 0
, maka Aktiva atau Proyek harus ditolak.
- Jika NPV < 0 dan NAL < 0, maka Aktiva atau proyek tersebut DITOLAK.
Contoh Soal :
=>
Jika sebuah kendaraan yang ingin di beli oleh PT. XYZ berharga Rp 40.000.000.
Kendaraan tersebut di depresiasikan 5 tahun tanpa nilai sisa dengan metode
garis lurus. Perusahaan sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan
membeli atau dengan leasing. Jika nilai sisa sebelum pajak pada tahun ke-5
sebesar Rp 7.000.000, kendaraan tersebut di perkiraan menghasilkan arus kas
sesudah pajak Rp 3.000.000/tahun. Biaya pemeliharaan sebesar Rp 4.000.000/tahun
yang di bayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp
6.000.000/tahun (di tentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang di bayarkan
perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 20%. Tentukan keputusan apa yang
harus di pilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan
biaya modal perusahaan 6% ?
Jawaban :
Langkah 1 :
NPV = ( 3.000.000 / (1 + 0,06)1 ) + ( 3.000.000 / (1 + 0,06)2 ) + ( 3.000.000 / (1
+ 0,06)3 )
+ ( 3.000.000 / (1 + 0,06)4 ) + ( 3.000.000 / (1 + 0,06)5 ) - 40.000.000
= 2.830.188,679
+ 2.669.989,32 +
2.518.857,849 + 2.376.280,99
+
2.241.774,519 - 40.000.000
= 12.637.091,36
- 40.000.000
NPV = -27.362.908,64
Langkah
2 :
Ot
(1-T) = 4.000.000 (1-0,5) = 2.000.000
Rt
(1-t) = 6.000.000
(1-0,5) = 3.000.000
Dt.T = (40.000.000 / 5) * 0,5
= 4.000.000
Vn = 7.000.000 (1-0,5) = 3.500.000
Rb = 0,2 (1-0,5) =
0,1
Tahun
ke
|
OT
(1-T)
|
-
Rt (1-T)
|
-
Dt * T
|
Jumlah
|
1
|
2.000.000
|
-
3.000.000
|
-
4.000.000
|
-
5.000.000
|
2
|
2.000.000
|
-
3.000.000
|
-
4.000.000
|
-
5.000.000
|
3
|
2.000.000
|
-
3.000.000
|
-
4.000.000
|
-
5.000.000
|
4
|
2.000.000
|
-
3.000.000
|
-
4.000.000
|
-
5.000.000
|
NAL = -
5.000.000 - 5.000.000
- 5.000.000 - 5.000.000 -
5.000.000 - 3.500.000
+ 40jt
(1+0,1)1 (1+0,1)2 (1+0,1)3 (1+0,1)4
(1+0,1)5 (1+0,1)5
= -
4.545.454,545 - 4.132.231,405
- 3.756.574,005 -
3.415.067,277 -
3.104.606,615 -
2.173.224,631 + 40.000.000
NAL = 18.872.741,52
Karena NPV < 0, NAL > 0
NPV + NAL = - 27.362.908,64 +
18.872.841,52
= - 8.490.067,12
Kesimpulan
:
Karena NPV < 0 dan NAL > 0 dengan NPV + NAL < 0, maka
keputusan untuk membeli kendaraan ditolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar