- Sejauh mana adopsi IFRS telah diterapkan dalam Laporan Keuangan di Indonesia?
Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan
tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh
kepada IFRS. Sedangkan
khusus untuk perbankan
diharapkan tahun 2010.
- Bagaimana sifat adopsi yang telah dilakukan, apakah adopsi seluruh atau sebagian (harmonisasi)?
Adopsi yang
dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian
(harmonisasi). Tetapi pada tahun 2012
diharuskan sudah mengadopsi secara keseluruhan, sedangkan pada perbankan pada
tahun 2010.
- Apa manfaat bagi perusahaan yang mengadopsi khususnya dan bagi perekonomian Indonesia pada umumnya?
Dengan mengadopsi IFRS/IAS, Indonesia akan mendapat
tujuh manfaat sekaligus, yaitu :
1. Meningkatkan
kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK);
2. Mengurangi
biaya SAK;
3. Meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan;
4. Meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan;
5. Menigkatkan
transparansi keuangan;
6. Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal;
- Buatlah daftar perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan IFRS di Indonesia?
1. Telkom
2. Pertamina
3. Jasa
Marga
4. Astra
- Sajikan profile perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan IFRS di Indonesia?
1. Telkom
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. (“Telkom”, ”Perseroan”, “Perusahaan”, atau “Kami”) merupakan
BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di
wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di
negara ini. Dengan statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya
diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah
Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham
Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange
(“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan public offering without listing
(“POWL“) di Jepang.
Layanan telekomunikasi dan jaringan Telkom sangat
luas dan beragam meliputi layanan dasar telekomunikasi domestik dan
internasional, baik menggunakan jaringan kabel, nirkabel tidak bergerak (Code
Division Multiple Access atau “CDMA”) maupun Global System for Mobile
Communication (“GSM”) serta layanan interkoneksi antar operator penyedia
jaringan. Di luar layanan telekomunikasi, Telkom juga berbisnis di bidang Multimedia
berupa konten dan aplikasi, melengkapi portofolio bisnis Perusahaan yang
disebut TIME. Bisnis telekomunikasi adalah fundamental platform bisnis
Perusahaan yang bersifat legacy, sedangkan portofolio bisnis lainnya
disebut sebagai bisnis new wave yang mengarahkan Perusahaan untuk
terus berinovasi pada produk berbasis kreatif digital. Hal tersebut mempertegas
komitmen Telkom untuk terus meningkatkan pendapatan di dalam situasi persaingan
bisnis di industri ini yang sangat terbuka.
Adalah obsesi Perusahaan untuk secara berkelanjutan
membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah menjadi perusahaan dengan skala
besar, dengan tetap mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.
Selain itu, Perusahaan juga terus melakukan diversifikasi usaha baik melalui
merger ataupun akuisisi. Saat ini Perusahaan sedang memperkuat fundamental
jaringan broadband di kawasan Indonesia Timur melalui proyek Palapa
Ring sehingga dapat mewujudkan jaringan nasional yang kuat dengan nama
Nusantara Super Highway.
Komitmen Kami terhadap konektivitas dan mobilitas
data yang handal dan terpercaya, mampu meningkatkan jumlah pelanggan broadband
Kami menjadi 10,5 juta pelanggan per 31 Desember 2011, atau meningkat sebesar
64,3%. Sementara itu, pelanggan layanan seluler meningkat pesat sebesar 13,8%
atau 13 juta pelanggan baru sehingga total pelanggan seluler menjadi 107 juta.
2. Pertamina
Sebagai lokomotif perekonomian bangsa Pertamina
merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi
minyak, gas serta energi baru dan terbarukan.Pertamina menjalankan kegiatan
bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga
dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.
Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina
semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara
profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai
hilir.Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang
menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah
bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi
global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya
menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan
yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam
menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien
dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan
sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan
terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina
bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi
Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan
strategi jangka panjang perusahaan, yaitu “Aggressive in Upstream, Profitable
in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu
dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan
menguntungkan.
3. Jasa
Marga
Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia
membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah No. 04
Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun,
mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan
tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih
tinggi daripada jalan umum bukan tol.
Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya
sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di
Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan
tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal
dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan sebagai
jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol
Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan
industri jalan tol di Tanah Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.
Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah
Indonesia mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam
pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and Transfer (BOT). Pada
dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga otoritas yang
memfasilitasi investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal
mewujudkan proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara
lain adalah JORR dan Cipularang.
Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004
tentang Jalan yang menggantikan Undang Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya
Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol
terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan
Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia,
serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap
dua tahun. Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada
Pemerintah. Sebagai konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya
sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan
mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah.
4. Astra
Astra pertama kali didirikan sebagai perusahaan
perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang
ke-56 tahun saat ini, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan
terbesar nasional yang diperkuat dengan 189.459 orang karyawan di 178
perusahaan termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled
entities. Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai
perusahaan ternama di mancanegara telah mengantarkan banyak peluang bagi Astra
untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang
usahanya, yang terdiri dari: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan
Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan Teknologi Informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar